Allah Sebagai Bapa

Sumber: Gema Sion Ministry

" Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga" [ Efesus 1:3 ].

[block:views=similarterms-block_1]

Banyak orang menyatakan bahwa Allah adalah Tritunggal, dalam arti tiga pribadi namun satu. Sekalipun kata Tritunggal tidak ada didalam Alkitab, tetapi pemahaman sedemikian sepertinya ada. Tetapi kami lebih senang menjelaskan Allah "Tritunggal", menjadi ALLAH ADALAH KELUARGA. Keluarga sejati adalah satu, sekalipun ada bapa, ibu dan anak-anak. Allah adalah keluarga sejati, oleh sebab itu Allah adalah satu. Sekalipun Allah termanifestasi didalam Bapa, Roh dan Anak, namun sesungguhnya Allah adalah satu pribadi.

Didalam Efesus pasal 1, Allah sebagai Bapa terlihat berfungsi sebagai pemberi segala berkat rohani didalam sorga ( ayat 3 ), melakukan pemilihan atas kita sebelum dunia dijadikan ( ayat 4 ), menentukan kita untuk menjadi anak-anakNya ( ayat 5 ), melimpahkan kekayaan kasih karuniaNya dalam hal pengampunan dosa kepada kita ( ayat 7-8 ), memiliki rahasia kehendakNya ( the secret of His will ) atau rencana ( ayat 9 ). Sekalipun semuanya ini dijalankan didalam AnakNya serta melalui kuasa RohNya, tetapi kita lihat disini bahwa Bapa merupakan sumber segala sesuatu, Dia yang mempunyai rencana dan Penyebab utama segala sesuatu.

Bapa-lah yang menciptakan segala sesuatu melalui AnakNya. Perlu kita pahami dengan baik bahwa menciptakan bukanlah berarti mengadakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Terjemahan harafiah dari Ibrani 11:3, adalah sesuatu yang terlihat berasal dari sesuatu yang tidak terlihat, artinya dunia jasmani (terlihat) berasal dari Allah (tidak terlihat). Maksudnya, ketika Allah menciptakan segala sesuatu, Ia menggunakan DiriNya sendiri sebagai "bahan dasarnya". Menciptakan bukanlah seperti seseorang yang membuat meja dari kayu sebagai bahan dasarnya. Ketika Allah Bapa menciptakan segala sesuatu, Ia menggunakan DiriNya sendiri sebagai bahan dasarnya. Itu sebabnya kami lebih senang menggunakan istilah "memperluas diri ", dari pada istilah "menciptakan´. Jadi Bapa "memperluas DiriNya" didalam dan melalui ciptaanNya.

Demikianlah Allah sebagai Bapa, telah memperluas DiriNya. Ia adalah sumber segala sesuatu, penyebab segala sesuatu, dan yang memiliki rencana. Dialah yang menyebabkan adanya keluarga jasmani di muka bumi ini, untuk mengekspresikan keluarga sejati yang di sorga. Kalau Bapa yang di sorga memiliki peran dan fungsi sedemikian, bukankah Ia juga menghendaki bapa di muka bumi ini juga memiliki peran dan fungsi yang kurang lebih sama dengan DiriNya. Dengan segala keterbatasan yang ada, diharapkan, bapa jasmani yang dimuka bumi ini dapat "memperluas dirinya" melalui dan didalam anak-anaknya. Bapa jasmani perlu menanamkan tujuan, misi, dan visinya kepada anak-anaknya, agar perjuangan dan pelayanannya dapat diteruskan turun-temurun. Diharapkan bapa jasmani dapat menjadi "sumber" segala sesuatu bagi keluarganya, yaitu "sumber" urapan, pewahyuan, penghiburan, berkat jasmani dst. Diharapkan, bapa mempunyai rencana bagi keluarganya. Tentu semua ini dilakukannya dengan bantuan seorang penolong yaitu seorang istri. Apabila terjadi sesuatu kepada keluarganya, maka wajarlah apabila bapa dimintai pertanggung-jawaban. Istri dan anak-anak tentu mempunyai kesalahan, tetapi yang bertanggung jawab adalah seorang bapa.